Relawan TIK Kabupaten Subang Gelar Literasi Makin Cakap Digital

Subang,galagala.id,- Kemajuan teknologi belakangan ini di era globalisasi semakin berkembang dan terus banyak perubahan. Bahkan tanpa disadari, semua kalangan terbius dan terperdaya dengan adanya perubahan digital melalui smartphone.

“Kami dari relawan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terus melakukan upaya agar tidak terjebak penyalahgunaan dalam menggunakan ruang digital,” kata Ketua Relawan TIK Kabupaten Subang, Wijaya Kusuma,S,A, Senin (13/3/2023).

Secara maraton, pihaknya telah menggelar kegiatan Makin Cakap Digital dengan sasaran pelajar yang ada di 2 sekolah, yaitu SMK PGRI Subang dan SMK Pasundan Subang. ” Secara kebetulan kegiatan ini adalah rangkaian kegiatan dari Kementrian Kominfo melalui Pandu Digital yang secara serempak dilaksanakan secara maratos se Indonesia,” ungkapnya.

Wijaya menjelaskan, kalau pandu digital memiliki peran mendampingi literasi digital di 5 sektor, yaitu pendidikan pariwisata, UMKM, petani dan nelayan. Pada saat kegiatan di SMK yang dikunjungi lebih ditekankan agar siswa mendapatkan pengetahuan terkait 4 (empat) Pilar Litersasi digital.

“Yang jelas kegiatan tersebut sangat sarat dengan keilmuan apalagi di era seba Digital “ Semakin kita memahami Litersi Digital. Maka kami berharap semakin cakap juga siswa menyingkapi kemajuan teknologi media digital dikemudian hari” ungkapnnya

Sementara Didin Syamsudin sebagai tenaga pengajar di SMK PGRI Subang berharap, kalau kegiatan oleh Relawan TIK terus secara rutin dilakukan. Sebab sangat bermamfaat untuk Siswa sebagai bekal dikemudian hari.

Pada kegiatan relawan TIK di SMK Pasundan diisi oleh Kepala Sekolah yang sekaligus pula sebagai pengurus Relawan TIK Kabupaten Subang, Nano Supriatna, S.Kom, lalu Di sambung oleh Relawan TIK Jawa barat Didno ,SE serta Kang Kukun Kurniawan sebagai nara sumber mewakili RTIK Subang.

Empat pilar literasi yang penting untuk dienalkan dan diberikan pemahaman mengenai perangkat teknologi informasi dan komunikasi, yaitu digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *