Subang, galagala.id,-Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim)Polres Subang berhasil mengungkap praktik pengoplosan Beras Premium Bulog dengan beras jenis lainnya yang lebih rendah. Kemudian dikemas kembali dengan merek lain dan dijual kepada masyarakat dengan harga yang lebih tinggi.
Kapolres Subang AKBP Sumarni yang didampingi Wakilnya dan omKasat Reskrim Polres Subang AKP Moch Ade kepada wartawan, Selasa(7/3/2023) sore mengungkapkan, praktik pengoplosan beras BULOG ini ditemukan pada hari Senin tanggal 20 Februari 2023.
“Sekira pukul 22.00 WIB di salah satu toko beras yang ada di Pasar Inpres Pamanukan Subang polisi menemukan dan mengamankan pelaku berinisial BHR (65) ,” ungkap AKBP Sumarni
Selain mengamankan pelaku inisial BHR, Polres Subang juga berhasil mengamankan barang bukti berupa 175 karung beras Bulog SPHP ukuran 50 kilogram, sebagai bahan baku utama. Lalu 28 karung beras merek Mangga ukuran 25 Kg, sebagai bahan baku campuran.
“Kemudian ada pula 83 karung beras merek MJ ukuran 25 kg yang telah berhasil diproduksi, ratusan karung kemasan, dan berbagai peralatan produksi seperti timbangan elektrik, karung jahit, dan lainnya,” jelasnya.
Menurut AKBP Sumarni, tersangka selaku downline distributor atau penyalur beras Bulog SPHP, mengoplos Beras Bulog (SPHP) berkualitas premium dengan beras jenis lain yang kualitas lebih rendah, kemudian mengemasnya kembali dengan karung merek lain atau merek Mangga.
Beras tersebut kemudian dijual kepada masyarakat dengan harga yang lebih mahal (Rp.10.400 s.d Rp. 11.000 per Kg), seharusnya beras BULOG (SPHP) tersebut dijual kepada masyarakat dengan harga Rp.9.450per kg.
Atas perbuatannya tersebut, tersangka dikenakan pasal 382 bis KUH Pidana dan/atau Pasal 62 Ayat 1 Jo Pasal 8 Ayat 1 Undang-undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000.- (dua miliar rupiah
Kabulog Subang Purwakarta, Ramaijon Parulian Purba mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada jajaran
Polres Subang yang sudah mengungkap kasus ini.
“Harapan kita ini adalah yang terakhir jangan sampai terjadi kegiatan hal yang seperti ini karena sejatinya kan sphp itu adalah untuk menjamin ketersediaan pasokan dan stabilitas harga agar daya beli masyarakat terjangkau dan inflasi terkontrol, ” ungkapnya.
Bahkan menjelang bulan Ramadhan pun pihaknya sudah menyiapkan untuk operasi pasar. Tentu saja hal ini tergantung permintaan. Sekarang juga sebenarny sudah berjalan melalui jalur ritel rumah pangan kita.