BANYAK nelayan di wilayah pesisir pantai Utara (Pantura) tidak bisa melaut. Termasuk yang ada di Desa Mayangan Kecamatan Legon Kulon, Subang. Akibat ombak besar karena angin dan cuaca yang tidak bersahabat, mata pencaharian nelayan pun terhenti.Kapolres Subang, AKBP Sumarni mendapat laporan dan kenyataan demikian, langsung ke Desa Mayangan dengan staf dan perwira Mapolres didampingi Kapolsek Legon kulon, Iptu Suharyadi memberikan bantuan sembako kepada para nelayan dan istrinya yang ada di Desa Mayangan tersebut pada Jumat (6/1/23).Adapun bantuan sosial berupa paket beras dan minyak goreng yang diberikan oleh Kapolres Subang kepada para nelayan dan istri nelayan Desa Mayangan tersebut sebanyak 100 paket.Giat tersebut dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, karena buruknya cuaca disertai angin kencang yang menjadikan para nelayan kesulitan untuk mencari mata pencaharian yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.Mudah-mudahan dengan adanya bantuan tersebut dapat sedikit meringankan beban hidup ditengah kesulitannya para nelayan Desa Mayangan sambil menyapa warga di Mayangan dan mengingatkan untuk selalu tertib hukum, tertib berlalu lintas, semangat untuk mengembangkan UMKM di desa Mayangan untuk menambah penghasilan keluarga nelayan.Dan para istri nelayan tersebut merasa terbantu dengan adanya bantuan yang diberikan oleh Kapolres Subang sekaligus mengucapkan terimakasih atas bantuan terhadap Kapolres Subang, AKBP Sumarni dan seluruh jajarannya.Sebelumnya, Kapolres Subang AKBP Sumarni menyerahkan rumah layak huni untuk Bapak Kalem Di usia senja dan hidup sendirian memang sangat rawan akan segalanya seperti Bapak Kalem warga Dusun Kepuh RT 15/01 DS/Kec. Legonkulon, rumahnya yang tidak layak huni kini sudah berubah segalanya.“Tujuan kita adalah kemanusiaan dan agar Bapak Kalem hidup merasa tenang” ujar Kapolres.
Sementara itu Kapolsek Iptu Suharyadi menuturkan, “Ini adalah rutilahu yang kedua kalinya, rumah berukuran 6 x 5, warga sekitar turut mendukung saat pembangunan dimulai” tambah Kapolsek. Bapak Kalem memang hidup sendirian sedangkan kedua anaknya yang laki-laki sudah berpisah apalagi untuk kebutuhan sehari-hari masing tergantung pada bantuan orang lain.