Galagala.Id,Subang,- “Alhamdulillah pak, lancar dan murah pokoknya, “kata Dudi Supardi,pengguna jaringan gas di Gang Melati, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Subang saat ditemui penulis.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada PT Pertamina karena sejak 2021 menggunakan gas tidak pernah ada kendala. Selain itu harganya pun lebih murah dibandingkan dengan pemakaian LPG yang 3 Kg. Selain tidak repot-repot angkat junjung tabung dan dari segi keamanan pun lebih aman serta mudah dalam penggunaan.
“Hanya saja resikonya kalau telat bayar ada denda. Bahkan bila tidak bayar 3 bulan disegel serta sebulan kemudian dicabut oleh petugas dari PT SEA, “ungkap Dudi sambil meminta kepada warga lainnya untuk taat menepati waktu bayar karena seingat pak Dudi pembangunan jaringan gas dibiayai oleh Negara.

Direktur Operasional BUMD PT Subang Energi Abadi (SEA), Ahmad Mudofir mengakui kalau pihaknya yang mendapatkan penugasan dari Pertamina dengan sendirinya melakukan sesuai standar operasional. Untuk jaringan gas sendiri dimulai tahun 2013 dengan sambungan sebanyak 4.000 rumah. Hanya saja baru 4 tahun kemudian tepatnya di bulan Maret 2017 termanfaatkan yang meliputi Desa Cidahu, dan 3 kelurahan di wilayah Kecamatan Subang sebagai pengembangannya.
Tidak hanya itu jumlah jaringan pun bertambah pada tahun 2021menjadi 9.888 atau ada penambahan 5.888 sambungan rumah. Hanya saja tidak semuanya aktif dikarenakan masih ada warga yang menunggak, ditambah ada jaringan yang sudah rusak dan tidak bisa digunakan. “Padahal pasokan gas yang berasal dari Stasiun Pengumpul Pertamina di Cidahu tidak akan kekurangan, “jelas Ahmad Mudofir.
SP Subang Jadi Penyangga Pasok Gas Jabar
Stasiun Pengepul (SP) Subang yang berlokasi di Desa Cidahu, menurut Senior Manager PEP Subang Field, Ndirga Andri Sisworo didampingi Junior Officer Comrel CID, Hardian mengatakan, kalau pasokan yang disalur untuk jaringan gas sangat kecil sekali atau sekira 0,1 million standar cubic feet per day (MMSCFD). Sedangkan produksinya berkisar 160 MMSCFD.

“SP Subang bersumber dari beberapa sumur aktif dan dibangun sejak tahun 1997. Kita juga menghasilkan kondensat, yaitu residu dari gas alam yang dimurnikan menjadi cair serta digunakan sebagai pelarut industri cat, farmasi dan lem yang dijual ke konsumen kondensat melalui PT Pertamina Patra Niaga, “ujarnya.
SP Subang menjadi penyangga pasokan gas di Jawa Barat karena menjadi salah satu kontributor utama suplai gas ke area industri Jawa Barat serta kebutuhan rumah tangga. Selain menjadi penyangga pasokan gas di Jawa Barat, SP Subang juga berkomitmen mendukung kesepakatan dunia untuk energi bersih pada 2060.