21.4 C
Indonesia
More

    Pj Bupati Subang Hadiri Peresmian Modelling Nila

    Presiden RI, Joko Widodo:Ikan nila salin memiliki permintaan pasar yang besar

    Galagala.Id, Karawang,-Pejabat Bupati Subang, Dr. Drs. Imran, M.Si.,MA.Cd hadir dalam Peresmian Modelling Budidaya Ikan Nila Salin, bertempat di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, Rabu (8/5/2024).

    Dalam acara yang dihadiri secara langsung sekaligus meresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Peresmian ditandai dengan penekanan sirine dan penandatanganan prasasti bersama Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

    Selain Pj Bupati Subang juga hadir  Bupati Karawang Aep Syaepuloh Bupati Subang  bersama 28 Kepala Daerah lainnya yang memiliki wilayah di sepanjang pantai utara Jawa.

    Dalam laporannya Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Sakti Wahyu Trenggono menyatakan peresmian modelling budidaya ikan nila salin ini dilatar belakangi oleh banyaknya lahan tambak bekas udang windu yang ‘tidur’ padahal memiliki potensi yang luar biasa.

    Senada dengan apa yang disampaikan Menteri KKP, Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo mengatakan jangan sampai peluang yang begitu besar tidak dimanfaatkan dengan optimal.
    “Ikan nila salin memiliki permintaan pasar yang besar. Pada tahun 2024 saja, permintaan ikan nila salin mencapai 14,4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 230 triliun. Oleh karena itu, ia meminta permintaan besar ini dimanfaatkan, termasuk melalui alih fungsi tambak udang yang sudah tidak terpakai.”

    Terkait peresmian modelling tersebut Jokowi mengaku sepakat karena menurutnya meskipun pasar ikan nila salin sangat potensial namun jangan langsung membuat dalam skala bersar, terlebih dahuli harus dilakukan modelling dalam skala kecil.

    “Permintaan ini harus kita manfaatkan, tetapi juga jangan langsung membuat yang gede, saya setuju bahwa dibuat model dulu, ada modelingnya dulu,” ucap Jokowi.

    Menurutnya, tambak udang di pantura sudah lama kosong, idle, tidak ada kegiatannya di sana. Ada 78 ribu hektare sepanjang dari Serang sampai Banyuwangi, dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur. 78 u hektare tambak yang idle yang akan disiapkan.

    “Karena untuk tambak udang sudah nggak, mungkin lagi dan yang paling mungkin sekarang ini adalah dipakai untuk tambak ikan nila yang memiliki demand pasar dunia yang sangat besar sekali,” tambahnya.

    Ia berharap kedepannya modeling budidaya ikan nila salin tersebut dapat menjadi percontohan budidaya dan pemanfaatan tambak tak beroperasi bagi pelaku usaha yang budidaya memanfatkan perairan umum seperti danau.

    Sebagai informasi, budidaya ikan nila salin di Karawang ini pertama kali dibangun pada 2023 kemarin dengan lahan seluas 80 hektare. Secara umum kawasan ini terbagi dalam empat kawasan tambak, yakni Tambak blok A, B, C dan D.

    Kawasan budidaya tersebut pada awalnya merupakan tambak udang yang dibangun oleh Presiden Soeharto pada 1984 silam dengan nama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat. Namun kawasan ini kemudian berhenti beroperasi pada 1998 lalu.

    Sejak program tidak berjalan lagi, lahan tambak udang tersebut jadi terkontaminasi. Kondisi ini membuat kawasan itu sempat menjadi aset negara tanpa fungsi selama puluhan tahun.

    Untuk bisa menghidupkan lagi kawasan itu, pemerintah kemudian melakukan pembangunan fasilitas sarana prasarana modeling nila salin dengan biaya investasi sebesar Rp 76 miliar.

    Modeling ini diharapkan bisa menghasilkan sekitar 7.020 ton per siklus atau senilai Rp 210,6 miliar dengan asumsi harga jual ikan nila salin Rp 30 ribu per kg. Dari asumsi hitungan ekonomi dengan harga pokok produksi Rp 24.500 per kg, modeling bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 38,6 miliar.(Redal)***

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Related articles

    Recent articles