21.4 C
Indonesia
More

    Hari Ini 1 Oktober, Kenapa Jadi  Hari Kesaktian Pancasila yang Harus Selalu Dikenang

    Galagala.Id, Subang,- Tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Tentu mengandung makna  tertentu dalam sejarah Indonesia, sebagai pengingat atas kekuatan Pancasila yang tak tergoyahkan.

    Apakah ada kaitannya Kabupaten Subang yang sempat dijuluki sebagai Benteng Pancasila sehingga dibuatkan monumenya di ujung Selatan Alun-alun. Bahkan saat renovasi pun tidak dirubah bentuknya.

    Kaitan tidak  langsung dengan 1 Oktober sudah pasti ada yaitu berkaitan  dengan peristiwa kelam Gerakan 30 September (G30S) yang mencoba menggoyahkan dasar negara kita. Hanya saja secara langsung tidak ada karena pembangunan monumen Benteng Pancasila di era Bupati , R Atju Samsudin

    Saat itu,  pembangunan tugu  tidak lepas dari sejarah rakyat Subang yang mencintai falsafah Pancasila, dari rongrongan komunisme. Sebagai daerah perkebunan banyak organisasi sayap PKI yang pengaruhi mandor dan buruh tani. Seperti misalnya, Barisan Tani (BTI), Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), dan lainnya sangat kuat.

    Pada tahun  1965-an Subang dikenal istilah baskom (Basis Komunisme), sementara
    PKI sudah dibubarkan oleh negara. Bahkan masyarakat Subang sudah seutuhnya kembali pada ideologi pancasila. Maka dibangunlah Tugu Benteng Pancasila tersebut untuk memastikan warga Subang cinta pancasila.

    Dengan peringatan Hari Kesaktian  Pancasila, terbukti sakti, berhasil mempertahankan posisinya sebagai pedoman hidup bangsa.

    Sebagai bangsa yang menghargai sejarah, kita harus selalu mengenang dan merenungkan makna besar dari Hari Kesaktian Pancasila ini.

    Peringatan ini pun bermula dari peristiwa tragis Gerakan 30 September 1965, di mana sekelompok orang yang dikenal sebagai G30S berusaha menggulingkan pemerintah Indonesia dan mengubah ideologi negara.

    Target utama gerakan ini adalah Pancasila, yang dianggap sebagai penghalang bagi upaya mereka untuk membawa perubahan radikal.

    Gerakan tersebut menewaskan beberapa jenderal penting dalam sejarah Indonesia, termasuk Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, dan Mayjen S. Parman.

    Pada akhirnya, meskipun sempat menyebabkan kekacauan besar, gerakan ini berhasil digagalkan oleh kekuatan militer dan rakyat yang setia pada Pancasila.

    Keberhasilan tersebut diabadikan dengan memperingati 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila, sebuah hari yang menegaskan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang tak tergoyahkan.

    Makna Kesaktian Pancasila

    Kata “kesaktian” dalam Hari Kesaktian Pancasila bukanlah sekadar istilah biasa. Ini mencerminkan kekuatan, ketahanan, dan daya hidup Pancasila dalam menghadapi berbagai cobaan dan tantangan yang mencoba menggoyahkannya.

    Peristiwa G30S merupakan salah satu ujian terbesar terhadap ideologi bangsa, dan Pancasila berhasil membuktikan kesaktiannya dengan tetap bertahan sebagai landasan negara

    Pancasila sendiri mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

    Kelima sila yang termaktub di dalamnya meliputi aspek-aspek penting dalam kehidupan, mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, hingga keadilan sosial.

    Nilai-nilai inilah yang harus terus dipegang teguh oleh setiap generasi bangsa Indonesia.

    Dengan memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kita diingatkan kembali akan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

    Nilai ini tidak hanya berlaku pada masa krisis seperti G30S, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai panduan moral dan etika dalam bermasyarakat.

    Diperingati Setiap Tahun

    Setiap tahun  peringatan Hari Kesaktian Pancasila dilakukan dengan upacara kenegaraan di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta.

    Monumen ini menjadi saksi bisu kekejaman G30S yang menewaskan tujuh pahlawan revolusi.

    Upacara tersebut dihadiri oleh presiden, pejabat negara, dan perwakilan masyarakat, yang bersama-sama mengenang jasa para pahlawan yang gugur demi menjaga keutuhan bangsa dan negara.

    Selain itu, berbagai kegiatan lain seperti seminar, diskusi, dan pemutaran film dokumenter juga dilakukan untuk memperingati hari bersejarah ini.

    Semua ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, akan pentingnya menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

    Refleksi dan Pembelajaran dari Sejarah
    Hari Kesaktian Pancasila juga memberikan pelajaran penting bagi generasi saat ini dan mendatang.

    Peristiwa kelam yang melatarbelakangi hari ini mengajarkan kita bahwa stabilitas dan persatuan negara tidak bisa dianggap remeh.

    Tantangan terhadap ideologi dan dasar negara bisa datang kapan saja, dari mana saja, dan dalam bentuk apa saja.

    Oleh karena itu, kewaspadaan dan komitmen untuk mempertahankan Pancasila harus terus dipupuk di setiap lapisan masyarakat.

    Generasi muda, sebagai penerus bangsa, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keutuhan dan keberlangsungan Pancasila.

    Melalui pendidikan dan pengenalan yang mendalam tentang nilai-nilai Pancasila, diharapkan mereka bisa menjadi benteng kuat yang melindungi ideologi bangsa dari berbagai ancaman.

    1 Oktober bukan hanya sekadar tanggal dalam kalender, tetapi juga hari yang penuh makna bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan kita akan pentingnya menjaga dan merawat ideologi negara yang telah terbukti sakti menghadapi berbagai ancaman.

    Sebagai bangsa yang besar, kita harus selalu mengenang sejarah dan belajar darinya, agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

    Tetap teguh dengan Pancasila, Indonesia akan terus melangkah maju dengan kokoh.(Redal)***

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Related articles

    Recent articles